SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
5.1
Organisasi
Data
Data yaitu
kumpulan fakta-fakta kasar yang menunjukan kejadian yang terjadi dalam
organisasi atau lingkungan fisik sebelum fakta tersebut diolah dan ditata
menjadi bentuk yang dapat dipahami.
Kumpulan dari data yang saling terintegrasi satu
dengan yang lainnya tersimpan dalam perangkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk bantuan dalam mengoperasikannya.
Agar dapat menggunakan data dan terhindar dari
kekacauan, konsep data telah dipecah dan dikurangi menjadi konsep – konsep yang
lebih kecil. Konsep – konsep yang lebih kecil akan menyediakan balok – balok
pembangun yang dapat dikombinasikan untuk menghasilkan kembali data awal dalam
suatu bwntuk yang terorganisasi dan dapat diakses.
1.
Hierarki
Data
Data harus disusun
secara teratur agar pengolahannya dapat dilakukan dengan baik dan efisien.
Pengorganisasian data dapat dibagi dalam empat tingkatan, yaitu:
a) Field
data
Unit data terkecil yang
akan ditarik dari komputer pada satu waktu. Field diibaratkan kumpulan karakter
yang membentuk suatu kata.
b) Record
Koleksi field – field
data yang saling berhubungan. Record ibarat kumpulan kata yang membentuk satu
kalimat yang berarti seperti kode mata kuliah yang memiliki hubungan dengan
nama mata kuliah.
c) File
Kumpulan record yang
sejenis dan berhubungan. Pembuatan dan pemeliharaan file adalah faktor yang
sangat penting dalam sistem informasi manajemen yang memakai komputer.
d) Database
Merupakan kumpulan
file-file yang berhubungan dan digunakan secara rutin pada operasi-operasi
sistem informasi manajemen. Semua database umumnya berisi elemen-elemen data
yang disusun ke dalam file-file yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema
atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer dan dengan software
untuk melakukan manipulasi data untuk kegunaan tertentu. Contoh suatu database
adalah database akademik yang berisi file-file: mahasiswa, dosen, kurikulum,
dan jadwal yang diperlukan untuk mendukung operasi sistim informasi akademik.
Hierarki data digambarkan
seperti ilustrasi di bawah ini
Ilustrasi 1. Hierarki Data
2.
Spreadsheet
sebagai Basis Data Sederhana
Tabel yang berisi baris
dan kolom dapat disajikan dalam suatu spreadsheet. Kolom – kolom dalam
spreadsheet mencerminkan field – field data. Konsep tabel merupajan konsep yang
penting. Sebagian besar spesialis informasi menggunakan istilah – istilah untuk
menjelaskan tabel tersebut.
3.
Flat
Files
Suatu tabel yang tidak
memiliki kolom – kolom berulang. Kolom – kolom yang berulang melanggar persyaratan
bagi flat file. Alasannya, karena komputer akan
membaca field data dari suatu record secara berurutan.
4.
Field
– Field Kunci
Satu field dapat
menjadi kunci bagi suatu tabel. Nilai kunci harus unik untuk keseluruhan tabel.
Nilai ini akan mengindentifikasikan masing – masing record di dalam tabel.
Sering kali nilai field kode yang dipilih menjadi kunci daripada nilai field
uraian karena nilai field uraian memiliki resiko salah ketik dalam menulis.
5.2
Struktur
Basis Data (Database)
Struktur basis data adalah cara data
diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian
diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen basis data.
Sistem
Manajemen Basis Data (DBMS) adalah suatu aplikasi
peranti lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri, hubungan di
antara data di dalam basis data, dan nama-nama formulir, jenis-jenis data,
angka di belakang desimal, jumlah karakter, nilai-nilai default, dan seluruh uraian field lainnya. Inilah sebabnya mengapa
basis data yang dikendalikann oleh suatu sistem manajemen basis data disebut sekumpulan data terhubung yang dapat
menjelaskan dirinya sendiri (self-describing set of related data)
1.
Struktur
Basis Data Hierarkis
Sistem
manajemen basis data yang pertama, IDS (Intregated
Data Store), dikembangkan oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini
dipengaruhi oleh hasil kerja standardisasi oleh Komite Bahasa Basis Data (Committe on Data Systems Language-CODASYL).
Komite ini memiliki anggota dari pemerintahan, industri, dan akademisi sehingga
standar yang diciptakan akan terbuka untuk semua pihak. CODASYL membentuk suatu
Gugus Tugas Basis Data (Data Base Task
Group) dan memberinya tanggung jawab untuk mengembangkan standar-standar
basis data.
Sistem
basis data IDS mengikuti suatu struktur
data hierarkis. Struktur hierarkis ini dibentuk oleh kelompok-kelompok
data, subkelompok, dan beberapa subkelompok lagi; jika Anda menggambar struktur
ini, ia akan terlihat seperti cabang-cabang dari sebuah pohon. Seperti cabang
sebuah pohon, untuk mendapatkan satu record
dari satu cabang ke satu cabang lainnya mengharuskan sistem manajemen basis
data tersebut menavigasi kembali ke persimpangan umum dari cabang-cabang
tersebut. Struktur hierarkis untuk basis data pada awalnya populer karena ia
bekerja dengan baik pada sistem pemrosesan transaksi yang melakukan tugas-tugas
seperti pengendalian persediaan, entri pesanan, piutang dan utang dagang.
Tugas-tugas akuntansi seperti di atas adalah beberapa di antara operasi-operasi
bisnis pertama yang dikomputerisasikan.
Alasan
lain di balik kepopulerannya adalah karena struktur hierarkis memanfaatkan
sumber daya komputer secara efisien, khususnya ketika sebagian record di dalam basis data akan
digunakan di dalam suatu aplikasi. Organisasi ingin seluruh pelanggan mndapatkan
tagihan, semua vendor dibayar, dan semua pesanan diproses. Untuk
aplikasi-aplikasi ini, struktur hierarkis akan mmanfaatkan sumber daya basis
data dengan sangat efisien. Pada tahun 1960-an, ketika struktur hierarkis
sedang dikembangkan, sumber daya komputer sangatlah mahal.
Namun,
ketika para manajer hanya menginginkan sedikit record terpilih saja dari sejumlah besar record di dalam basis data, struktur hierarkis menjadi tidak
efisien. Hal ini karena setiap record basis
data hierarkis memiliki satu field yang
menunjuk pada alamat penyimpanan dari record
logis berikutnyaa di dalam basis data. Record-record
tidak harus disimpan dalam susunan fisik yang berurutan di dalam suatu alat
penyimpanan. Satu ppointer akan
menunjukkan record yang “berikutnya
secara logis” (record setelahnya),
dan sistem manajemen basis data akan mengambil record yang “berikutnya secara logis”. Akan tetapi, keputusan
manajerial mungkin hana membutuhkan satu record
yang spesifik untuk menghadapi suatu masalah khusus. Seorang manajer menginginkan
satu record pesanan penjualan
tertentu untuk menghadapi keluhan pelayanan dari seorang pelanggan tertentu,
dan bukannya sebuah daftar yang berisi pesanan pembelian yang diterima pada
hari itu.
2.
Struktur
Basis Data Jaringan
Struktur basis data
jaringan dikembangkan untuk memungkinkan penarikan record-record tertentu. Ia memungkinkan
satu record tertentu menunjuk pada
semua record lainnya di dalam basis
data. Gugus Tugas Basis Data yang menerapkan subkomite dari CIDASYL
mengeluarkan spesifikasinya untuk struktur basis data jaringan pada tahun 1971.
Struktur
jarigan memecahkan permasalahan keharusan untuk menarik balik hingga kembali ke
“cabang” yang menyatukan basis data. Secara konseptual, setiap record dalam basis data dapat menunjuk
ke semua record lain di dalam basis data, akan tetapi rentang
kemungkinan koneksi yang begitu lebar ini juga merupakan kelemahan dari
penerapan struktur jaringan pada masalah-masalah praktis. Mengizinkan setiap record menunjuk ke record-record yang lainnya akan terlalu kacau. Bahkan profesional
sistem informasi sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan
menggunakan basis data dengan menggunakan struktur jaringan.
3.
Struktur
Basis Data Relasional
Organisasi
bisnis tidak pernah secara luas menerapkan sistem manajemen basis data yang
dibangun berdasarkan struktur jaringan. Namun, organisasi masih membutuhkan
cara untuk mengatasi masalah-masalah manajerial dalam penggunaan basis data;
yakni mereka membutuhkan cara untuk dapat fokus pada subkelompok kecil data dan
hubungan dari sepotong data ke data yang lain tanpa harus melakukan navigasi
melalui record data perantara dalam
jumlah besar.
Masalah
lainnya adalah bahwa tabel-tabel di bagian cabang yang lebih jauh ke bawah
hanya dapat dihubungkan ke satu tabel yang lebih tinggi. Seperti selembar daun
pada sebuah pohon, satu tabel hanya terkait pada hanya satu cabang saja.
Terobosan
muncul dari riset dasar menggunakan aljabar relasional yang dilakukan secara
independen oleh C. J. Date dan E. F. Codd. Pekerjaan mereka ert kaitannya
dengan struktur basis data relasional yang merupakan struktur yang pada saat
ini paling umum dipergunakan oleh organisasi-organisasi bisnis. Struktur basis
data seperti ini terlihat seperti sekumpulan tabel-tabel yang mirip seperti
tabel-tabel s Relasi Implisit (implicit relationshippreadsheet. Relasi
diantara tabel tidak disimpan sebagai penunjuk atau alamat; sebagai gantinya,
relasi antara tabel bersifat implisit.
Jika
struktur hierarkis dan jaringan mengandalkan diri pada relasi fisik (physical
relationship) di dalam bentu alamat-alamat penyimpanan, relasi dalam
struktur basis data relasional adalah implisit.
Konsep
dari struktur basis data yang terdiri atas tabel-tabel di mana relasi terbentuk
secara implisit dengan mencocokkan nilai-nilai dalam field data yang sama, akan mudah untuk dipergunakan dan dipahami.
Kemudahan penggunaan memiliki arti yang sangat penting. Ketika organisasi
menjadi lebih datar (ketika telah direorganisasikan, sehingga memilik lapisan
manajemen yang lebih sedikit). Akan terdapat lebih banyak spesialis yang
tersedia untuk mengumpulkan data dari sistem berbasis komputer dan membuat
laporan bagi manajer.
Para
manajer dan staf profesional harus mengakses informasi secara langsung dari
suatu basis data agar dapat mendukung pengambilan keputusan yang mereka
lakukan. Struktur mirip tabel dari sistem manajemen basis data relasional
adalah sebuah fomat yang dapat dipahami dengan cepat oleh manajer maupun staf
profesional.
5.3
MENGGUNAKAN
BASIS DATA
Kita biasanya berinteraksi dengan sebuah basis data
dari sebuah komputer pribadi meskipun data tersebut berada di tempat lain dalam
jaringan. Formulir, laporan, dan query adalah metode – metode umum yang
dipergunakan untuk mengakses basis data yang disimpan dalam suatu system
manajemen basis data.
1.
Laporan
dan Formulir
Mayoritas
interaksi pengguna dengan basis data adalah melalui laporan dan formulir. Sebagian
besar vendor peranti lunak manajemen basis data menawarkan GUI yang memudahkan pembuatan
formulir dan laporan. Kebanyakan laporan dan formulir yang dibutuhkan oleh pengguna
dapat dibuat tanpa bantuan dari professional system informasi.
Perbedaan
terbesar antara formulir dan laporan adalah dalam formatnya. Formulir (form) secara tipikal menampilkan suatu record saja dalam satu waktu dan tidak memberikan
ikhtisar data serta biasanya tidak melakukana gregasi data dari banyak table
basis data. Perlu dicatat bahwa formulir memiliki kemampuan ini namun jarang dipergunakan.
Perbedaan terbesar antara formulir dan laporan adalah bahwa formulir dapat digunakan
untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi record – record basis data.
a) NAVIGASI
Pengguna
dapat melakukan navigasi dari satu record
ke record berikutnya dengan menggunakan
baris navigasi yang berada di bagian bawah formulir. Icon “*” pada garis navigasi
memerintahkan formulir untuk membuat satu record
baru. Formulir memungkinkan dilakukannya pembuatan record baru maupun modifikasi record
– record yang sudah ada.
b) AKURASI
Formulir
akan menjalankan definisi field data
yang telah ditentukan ketika basis data dibuat. Definisi – definisi tersebut dapat
menentukan nilai – nilai valid tertentu, rentang data untuk nilai – nilai
numeric, dan aturan – aturan lain yang mendukung akurasi. Ia juga dapat menerapkan
aturan – aturan yang berada di luar jangkauan definisi field data. Formulir memberikan satu kesempatan untuk menyesuaikan nilai
– nilai data pada aplikasi area bisnis tertentu, bukannya satu aturan nilai umum
yang berlaku bagi keseluruhan pengguna basis data.
c) KONSISTENSI
Konsistensi
adalah hal yang sangat penting ketika nilai – nilai field dalam satu table dipergunakan untuk menggabungkan record-nya ke table yang lain. Jika seorang
pengguna salah memasukkan nilai field, maka
artinya record tersebut tidak akan dapat
digabungkan ke tabel – tabel yang lain.
d) PENYARINGAN
Basis
data dapat memiliki jumlah data yang luar biasa banyaknya. Pengguna mungkin ingin
menyaring record yang ingin dilihat dengan
menggunakan formulir ini. Setiap field dalam formulir dapat digunakan sebagai saringan
(filter). Penyaringan membantu mengatasi
kelebihanin formasi. Ia juga dapat membatasi akses seorang pengguna terhadap
data di dalam basis data jika ada beberapa record
tertentu yang ingin dirahasiakan.
e) SUBFORMULIR
Ketika
pengguna memasukkan informasi mata kuliah, pada waktu yang bersamaan mereka juga
dapat ingin memasukkan informasi mengenai proyek – proyek. Perhatikan bahwa ada
dua baris navigasi, satu untuk formulir, dan satu untuk sub formulir. Entri –
entri ke dalam sub formulir secara otomatis akan dihubungkan dengan record
formulir. Sub formulir membantu menjaga keakuratan dan kosistensi yang
dibutuhkan dari data.
f) LAPORAN
Data
teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang akan membantu pengambilan
keputusan. Agregasi seperti ini sekarang terlihat seperti hal sepele, tapi sebelum
zaman basis data, penyajian seperti ini bisa jadi sulit dilakukan. Akan tetapi,
kemudahan penggunaan membutuhkan pengorbanan; pengguna harus memahami bagaimana
basis data bekerja untuk dapat membuat laporan. Satu asumsi dibuat oleh penghasil
laporan yaitu jika tidak terdapat detail pada record pada tingkat terendah, maka record tingkat yang lebih tinggi untuk detail tersebut hendaknya tidak
perlu ditampilkan. Mengharuskan laporan menampilakan record bahkan ketika tidak ditemukan record yang sama di tabel yang lebih rendah adalah suatu pekerjaan
yang mudah. Tetapi jika para pengguna tidak menegtahui bahwa laporan yang
dibuat dengan aturan standard mengecualikan record
– record tertentu, maka mereka dapat mengambil keputusan yang kurang terinformasi
dengan baik.
2.
Query
Beberapa pengguna ingin melangkah lebih jauh dari laporan
formulir untuk memberikan pertanyaan langsung ke basis data. Query adalah suatu permintaan kepada
basis data untukmenampilkan record –
record yang dipilih. Sistemmanajemen basis data biasanya memberikan antar muka
yang mudah untuk digunakan bagi para pengguna.
Query pada
umumnya memilih field data dalam jumlah terbatas dan kemudian membatasi record – record yang ditampilkan berdasarkan
satu kumpulan kriteria tertentu. Konsepquery
by example adalah suatu hal yang signifikan karena pentingnya arti seorang manajer
dapat melakukan akses langsung atas nilai – nilai basis data. Formulir dan laporan
dapat menampilakan sejumlah hasil yang mengaburkan hal – hal yang sebenarnya ingin
ditemukan oleh manajemen. Manajer dapat memanfaatkan QBE untuk dapat dengan cepat
menemukan data terentu untuk pemecahan masalah.
3.
Bahasa
Query Terstruktur (Structured Query Language (SGL))
Adalah kode yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan
– pekerjaan basis data-nya. SQL telah menjadi topic yang penting karena dua alasan.
Pertama, seiring dengan lebih banyak basis data berbasis web. Kedua, para manajer
perlu untuk mengetahui bahwa menulis SQL bukanlah hal yang sulit bagi sebagian besar
kebutuhan data mereka.
4.
Pemrosesan
Basis Data Lanjutan
Pemrosesan analitis on-line atau
on-line
analitycal processing (OLAP) telah menjadi hal yang semakin umum dalam peranti
lunak system manajemen basis data. Vendor – vendor memsaukkan fitur ini untuk memungkinkan
dilakukannya analisis data yang mirip dengan statistic cross-tabulation.
Data mining,
data marts, dan data warehousing mengacu pada kelompok konsep
yang melihat data perusaahaan sebagai sebuah peti harga yang harus dibuka,
diperiksa, dan dikuasai. Ketiganya memusatkan perhatian pada metodologi –
metodologi yang menawarkan data – data tertentu untuk kebutuhan pengambilan keputusan
mereka.
Knowledge
discovery (penemuan pengetahuan) adalah konsep menarik lainnya.
Dengan berkembangnya basis data dan semakin banyaknya jumlah data yang
disimpan, bagaimana para pengguna dapat mengetahui seluruh relasi di antara
data? Field data manakah yang penting
bagi pengambilan keputusan? Knowledge
discovery mencoba untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan di atas dengan menganalis
penggunaan data dan kesamaan data di antara tabel – tabel yang berbeda.
5.4
Menempatkan Sistem Manajemen Basis Data dalam Perspektif
Sistem manajemen basis data memungkinkan
kita membuat sebuah basis data, memelihara isinya, dan menyebarkan data kepada khalayak
pengguna yang luas tanpa harus menggunakan pemrograman komputer yang berbiaya mahal.
Kemudahan penggunaannya memungkinkan para manajer dan staf professional
mengakses isi basis data dengan pelatihan yang sederhana.
Setiap sisi teknologi informasi memiliki
keuntungan dan kerugiannya masing – masing system manajemen basis data juga demikian.
1.
Keuntungan DBMS
DBMS memungkinkan perusahaan
maupun pengguna perorangan untuk:
a)
Mengurangi pengulangan data.
Jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dengan ketika file – file komputer disimpan secara terpisah
untuk setiap aplikasi komputer. Data yang terduplikasi hanya terbatas pada field – field yang dibutuhkan untuk menggabungkan
data dari dua tabel. Data yang sama diantara file – file,dalamsuatu system manajemen basis data relasional,
digunakan untuk membentuk relasi implisit di antara data.
b)
Mencapai independensi data.
Spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri, daripada
di setiap program aplikasi. Perubahan – perubahan dapat dilakukan satu kali, ke
struktur data, tanpa meminta dilakukannya perubahan pada banyak program
aplikasi yang mengakses data.
c)
Mengambil data dan informasi
dengan cepat.
Relasi logis dan bahasa query
terstruktur memungkinkan pengguna menarik data dalam hitungan detik atau menit
dibandingkan dengan berjam – jam atau berhari – hari jika mengambil data dengan
menggunakan bahasa pemrograman tradisional seperti COBOL atau Java. Hal ini disebabkan
karena program komputer dalam COBOL atau Java tidak perlu ditulis untuk mengakses
data. System manajemen basis data itu sendiri yang memberikan alat – alat seperti
QBE dan SQL untuk mengakses data.
d) Keamanan yang lebih baik.
Baik DBMS main frame maupun
komputer mikro dapat memiliki tingkat pengamanan keamanan yang berlapis seperti
kata sandi, direktori pengguna, dan enkripsi. Data yang dikelola oleh DBMS
lebih aman daripada kebanyakan data lainnya di dalam perusahaan.
2.
Kerugian DBMS
Keputusan untuk menggunakan DBMS akan membuat perusahaan atau pengguna
memberikan komitmennya untuk:
a)
Membeli peranti lunak yang
mahal.
DBMS untuk main frame mahal harganya. DBMS berbasis computer
mikro, meskipun harganya hanya beberapa ratusdolar, dapat menjadi pengeluaran
yang sangat besar bagi sebuah organisasi kecil. Untungnya, Hukum Moore masih berlaku,
dan biaya peranti keras komputer dan peranti lunak akan terus menurun. Kerugian
ini setiap tahun akan semakin berkurang arti pentingnya.
b)
Mendapatkan konfigurasi peranti
keras yang besar.
Kemudahan dengan mana
DBMS dapat menarik informasi mendorong lebih banyak pengguna memanfaatkan basis
data. Meningkatnya jumlah pengguna yang didorong oleh kemudahan pengguna dapat menyebabkan
pada meningkatnya sumber daya komputer untuk mengakses basis data.
c)
Memperkerjakan dan memelihara
staf DBA.
DBMS menuntut pengetahuan
khusus agar dapat memanfaatkan secara penuh kemampuannya. Pengetahuan khusus ini
paling baik diberikan oleh administrator basis data.
DBMS
bukanlah prasyarat mutlak bagi pemecahan masalah. Akan tetapi, para spesialis informasi
dan pengguna menemukannya sebagai salah satu alat bantu perusahaan yang
terbesar dalam pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar