13.1
Model Sistem Informasi Keuangan
Seperti sistem informasi fungsional lainnya, sistem informasi keuangan
berisi subsistem input dan output. Dua dari subsistem input, Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) dan suatu subsistem yang dikhususkan untuk menumpulkan intelijen
juga terdapat pada sistem fungsional lainnya. subsistem ketiga, audit internal
yang terdiri dari auditor yang menganalisis sistem konseptuala perusahaan ntuk
memastikan bahwa data-data keuangan diproses secara tepat.
Tiga susbsistem
output mempengaruhi arus uang perusahaan. Susbsistem peramalan (forecasting)
memeproyeksikan kegiatan jangka panjang perusahaan dalam lingkungan ekonomi.
Susbsistem manajemen dana menegelolan arus uang, menjaganya agar tetap seimbang
dan positif. Subsistem pengendalian memungkinkan manajer untuk menggunakan
secara efektif semua jenis sumber daya yang tersedia. Seperti sistem informasi
fungsional lainnya, subsistem output berisi berbagai jenis perangkat lunak yang
mengubah isi database menjadi informasi.
1.
Subsistem Audit
Internal
Perusahaan besar
maupun kecil bergantung pada auditor eksternal untuk mengaudit catatan
akuntansinya untuk menguji kebenarannya. Kegiatan audit akan menghasilkan
laporan audit yang kemudian dilaporkan bersamaan dengan laporan tahunan kepada
pemegang saham. Seorang auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus
objective, independent dan professional. Jenis-jenis Kegiatan Audit:
a. Audit Keuangan (Financial
Auditing).
Audit keuangan dimaksudkan untuk menguji akurasi catatan perusahaan dan
merupakan jenis kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh auditor eksternal.
b. Audit Operasional (Operational
Auditing).
Audit operasional memeriksa efektifitas prosedur atas tiga kemampuan dasar
sistem :
·
Pengendalian yang memadai
·
Efisiensi
·
Ketaatan pada kebijakan perusahaan
c. Audit Kesesuaian.
Audit kesesuaian sama seperti audit operasional kecuali bahwa audit
kesesuaian berlanjut terus. Misalnya, auditor internal mungkin memeili sejumlah
pegawai secara acak dan menyerahkan langsung cek gaji merka daripada
menggunakan pos perusahaan.
2.
Subsistem Intelijen Keuangan
Subsistem itelijen keuangan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal
tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana. Untuk mencapai tujuan ini,
subsistem informasi keuangan mengumpulkan data dan informasi dari pemegang
saham dan masyarakat keuangan.
3.
Subsistem Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan salah satu kegiatan matematis tertua
dalam bisnis. Peramalan ini telah dilakukan bertahun-tahun sebelum komputer
dengan menggunakan kalkulator meja. Komputer memungkinkan peramal mebuat
perhitungan secara lebih capat dan mudah. Jenis peralaman dibagi menjadi dua:
a. Peramalan Jangka Pendek dan
Panjang
Peramalan jangka pendek dilakuakn oleh area fungsional. Semua area funsional
menggunakan ramalan penjualan sebagai dasar untuk menentukan sumber daya yang
dibutuhkannya untuk mendukung tingkat kegiatan yang diproyeksikan.
b. Peramalan jangka panjang
biasanya dilakukan oleh suatu area selain pemasaran oleh fungsi finansial
atau suatu kelompok khusus yang hanya mempunyai tanggung jawab perencanaan.
Metode peralaman sendiri dibagi
menjadi 2, yaitu:
a. Metode Nonkuantitatif,
Metode ini tidak melibatkan
penghitungan data. Manajer melakukan penalaran, seperti, “Kami menjual dua ribu
unit pada tahun la1u dan kami harus dapat meningkatkan penjualan tersebut.
Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada tahun yang
akan datang.” Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar atau bahkan
tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman
penglihatan bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat
melakukan pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik. Beberapa
perusahaan telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada
tiga metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik :
·
Teknik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri
atas kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan
masa depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
·
Metode Delphi
Metode Delphi melibatkan
sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan
respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator.
Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan
demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
·
Rapat elektronik
Rapat elektronik dilakukan para
ahli membahas faktor-faktor penunjang masa depan menggunakan bantuan berupa
alat elektronik.
b. Metode Kuantitatif
Bagian keputusan
terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang berjangkauan dari
yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap
populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan
hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa
aktivitas lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
4.
Subsistem Manajemen Dana
Subsistem Manajemen
Dana bertugas mengatur / mengelola arus uang. Subsistem manajemen dana
menggunakan proyeksi aktivitas perusahaan untuk menentukan arus uang masuk dan
keluar perusahaan. Manajer dapat mensimulasi beberapa strategi yang dirancang
untuk mencapai keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan arus keluar
selama jangka waktu yang akan datang. Arus ini dapat dikelola untuk
mencapai dua tujuan, (1) untuk memastikan bahwa arus masuk dari pendapatan
lebih besar dari arus keluarnya biaya, dan (2) untuk memastikan bahwa keadaan
ini akan tetap stabil sepanjang tahun.
5.
Subsistem Pengendalian atau Pengontrolan
Penggunaan dana yang
ada dikendalikan oleh subsistem pengendalian. Subsistem ini terutama terdiri
atas program yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemrosesan
data, guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut
digunakan. Laporan tersebut biasanya membandingkan penampilan keuangan yang
sebenarnya dengan anggaran. Sementara bisnis lebih menjadi kompetitif dan biaya
operasi meningkat, maka dibutuhkan penampilan anggaran yang baik. Subsistem
pengontrolan memungkinkan manajer untuk aktivitas pengontrolan biaya.
13.1
Bagaimana Manajer Menggunakan Informasi Keuangan
1.
Pendekatan dari atas ke bawah
(pendekatan top-down)
Bila dilakukan pendekatan top-down,
eksekutif perusahaan menentukan jumlah anggaran yang kemudian penentuannya
dibebankan kepada tingkat di bawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini
adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai tujuan
jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan dana yang dapat digunakan
oleb perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun demikian, anggaran
seperti itu mungkin dipandang oleb manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang
tidak realistis. Di sini penyusunan anggaran dilakukan oleh orang yang
tidak tahu situasi yang sebenarnya.
2. Pendekatan dari bawah ke atas (pendekatan bottom-up)
Bila dilakukan pendekatan
bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat organisasi paling
bawah dan naik ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada
tingkat bawah adalah yang paling dekat dengan tindakan dan paling dapat
menentukan kebutuhan sumbemya. Namun demikian, log’ia ini biasanya tidak dapat
diterima oleh eksekutif perusahaan, karena manajer tingkat bawah ini
mungkin akan meminta anggaran dalam jumlah yang tidak realistis.
3. Pendekatan partisipasi
Karena adanya kelemahan dari
pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum dilakukan
adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu, orang yang akan
menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut. Ini
adalah pendekatan give and take, yakni bahwa manajer pada
berbagai tingkat melakukan negoisasi untuk menyusun anggaran agar semuanya
mendapatkan kepuasan. Manajer tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini,
yaitu dengan memberikan pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan
memberikan pandangan mengenai kehutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat
bawah.
Anggaran operasi untuk sebuah
unit, seperti departemen atau divisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item
pengeluaran pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok, dan sebagainya). Item
pengeluaran ini biasanya dialokasikan per bulan sepanjang tahun fiskal agar
sesuai dengan tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai
tanggung jawab anggaran ini menerima laporan bulanan, yang menunjukkan
pengeluaran sebenamya dari tiap unit dibandingkan dengan anggaran. Laporan ini
biasanya mempunyai dampak yang besar pada manajer. Dalam beberapa perusaham,
rencana kompensasi manajemen sebagian didasarkan pada penampilan anggaran.
Mungkin perusahaan akan memberikan bonus jika penampilannya tidak melenceng
dari anggaran. Tujuannya adalah untuk memenuhi jumlah keseluruhan yang
dianggarkan selama setahun. Manajer bekerja untuk mencapai tujuan tersebut
dengan cara melakukan monitoring terhadap laporan bulanan dan merespon varian
yang melenceng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar